Home > Iptek

Harimau Jawa Terkam 14 Penebang Kayu

Harimau jawa pernah hidup di hutan-hutan Batavia.

 Harimau Jawa. Empat belas penebang pohon di hutan Batavia diterkam harimau jawa pada 1659. Foto: Dok Republika
Harimau Jawa. Empat belas penebang pohon di hutan Batavia diterkam harimau jawa pada 1659. Foto: Dok Republika

Benarkah Harimau Jawa Belum Punah?

Peneliti harimau jawa, Didik Raharyono salah satunya. Pegiat Organisasi Peduli Karnivora Jawa (PKJ) itu terus memperjuangkan untuk membuktikan bahwa harimau jawa belum punah.

Didik dikabarkan telah melakukan penelitian mandiri untuk mengumpulkan bukti-bukti tersebut, yakni dengan menjelajahi hutan di Pulau Jawa hingga taman nasional. Pegiat lingkungan yang kini tinggal di Kabupaten Kuningan itu masih memperjuangkan upaya menemukan karnivora besar yang merupakan sub spesies dari harimau sunda itu.

Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) secara ilmiah telah dinyatakan punah sejak 1980-an. International Union for Conservation of Nature (IUCN) and Natural Resources Red List menyatakan statusnya "extinct" atau punah.

BACA JUGA: Tata Cara, Syarat dan Biaya Mengurus Paspor Baru untuk Bayi dan Anak-Anak Tahun 2023

Sayangnya pegiat konservasi satwa liar Indonesia, Tony Sumampau, meragukan kepercayaan sejumlah masyarakat tentang masih adanya habitat untuk satwa harimau jawa (Panthera tigris sondaica). "Kalau menurut saya, tidak ada lagi habitat untuk harimau dapat hidup di taman nasional, cagar alam, atau suaka margasawta yang dapat menampung harimau jawa kalau memang benar harimau jawa masih ada," kata Tony yang juga koordinator imum Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (Foksi) di Bogor, Jawa Barat, Senin (13/11/2023), seperti dinukil dari Republika.

Tony menyebut jika pendapat jika pendapat beberapa kalangan yang masih meyakini keberadaan harimau jawa itu benar, maka pasti sering terjadi konflik dengan manusia. Penampakan harimau jawa pun akan kerap terlihat.

"Mana ada lagi hutan yang tidak ada manusianya di Jawa," kata Tony yang juga komisaris Taman Safari Indonesia (TSI).

Presiden Soekarno yang memberikan nama lapangan banteng untuk menggantikan nama lapangan singa milik Belanda. Namun, nama banteng bukan hanya karena Soekarno merupakan semangat dari patriotisme bangsa Indonesia, tapi punya kisah tersendiri bagi lapangan ini.

.

Yuk ikuti informasi seputar berita-berita anak di Republika Kids. Ibu dan Bapak juga bisa perpartisipasi dengan mengirimkan dan kritik ke email kami: republikakids@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook Republika Kids.

× Image