Home > Sekolah

Akibat Anak-Anak Kecanduan Game Online, Pakar Pendidikan Sebut Indonesia Emas 2045 Terancam

Minat belajar anak menurun setelah gempuran game online yang mudah diakses via ponsel pintar.
Game Online. Anak-anak kecanduan game online.
Game Online. Anak-anak kecanduan game online.

REPUBLIKA KIDS -- Halo Kids... Di era digital saat ini banyak anak-anak yang kecanduan game online. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof Cecep Darmawan mengakui jika terjeratnya anak-anak bermain game online sebagai bagian dari tren ketika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diberlakukan ketika masa Pandemi Covid-19.

Ketika mengirimkan pesan lewat WhatsApp, Prof Cecep menjelaskan ketika tidak bisa keluar rumah untuk sekolah dan bermain, anak-anak pun terjebak dalam game online. Karena alasan itulah, tidak bisa tidak Prof Cecep menekankan agar pengawasan orang tua dan sekolah ditingkatkan agar anak-anak mendapatkan penugasan-penugasan yang memungkinkan mereka berkurang dalam mengakses game online.

Walaupun di luar jam pelajaran, anak bisa dialihkan dengan menjalankan tugas. "Meski bukan tugas berat," kata Prof Cecep seperti dinukil dari Republika.

BACA JUGA: 5 Nutrisi Agar Tulang Tetap Sehat dan Kuat

Game online sebenarnya adalah metode, karenanya bagaimana pembelajaran bisa menarik lewat game. Anak-anak bisa berkolaborasi dengan teman-teman sekelas mengerjakan tugas lewat beragam aplikasi.

Nantinya guru bisa mengarahkan bagaimana anak membuat metode belajar sendiri. "Mungkin nanti ada anak-anak berbakat yang membuat aplikasi-aplikasi itu," kata Prof Cecep.

BACA JUGA: Ujung Dunia Ada di Mana?

Minat belajar anak pun dinilai menurun setelah gempuran game online yang mudah diakses via ponsel pintar. Ditambah belajar daring, membuat anak-anak lebih mudah mengakses beragam game online. Tentunya kondisi ini menjadi ancaman terputusnya satu generasi menuju Indonesia emas pada 2045.

Bagi Prof Cecep, pembelajaran daring mau tidak mau haris dilakukan mengingat faktor kesehatan menjadi hal utama di masa pandemi sekarang. Tinggal bagaimana para guru dan sekolah memberikan pelajaran semenarik mungkin dengan metode PJJ.

Guru, menurut Prof Cecep perlu juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada para muridnya. Sehingga meski belajarnya PJJ, tetapi guru dan murid seperti memiliki ikatan belajar di dalam kelas. "Guru bisa memberikan pelajaran yang interaktif," kata Prof Cecep.

BACA JUGA: Apa yang Terjadi Jika Bumi tidak Ada Hujan?

Selain itu, guru bisa memberikan penugasan terstruktur setelah pelajaran formal. Di dalam pendidikan ada intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, yang bisa dimanfaatkan guru agar anak tidak sering bermain game online. "Pemberian tugas pakai konten yang lebih inovatif, dan siswa lebih kreatif," kata dia.

.

Yuk ikuti informasi seputar berita-berita anak di Republika Kids. Ibu dan Bapak juga bisa perpartisipasi dengan mengirimkan dan kritik ke email kami: republikakids@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook Republika Kids.

× Image