Bolehkah Perempuan Berdandan, Memakai Minyak Wangi dan Celak?
REPUBLIKA KIDS -- Halo Kids... Sudah menjadi fitrah perempuan doyan bersolek. Namun apakah seorang perempuan diperbolehkan berdandan dan berhias dalam ajaran Islam?
Pertanyaan itu bisa terjawab lewat kisah seorang sahabat yang diutus Rasulullah untuk menemui Usman bin Madz’un, suami Khaulah binti Hakim. Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wassalam mengutus sahabat tersebut setelah mendengar cerita Aisyah, mengenai kondisi Khaulah yang acak-acakan.
Aisyah menuturkan kepada Rasulullah jika Usman selalu sibuk beribadah. Di siang hari, Usman selalu berpuasa dan kala malam sibuk dengan shalatnya.
BACA JUGA: Tips Menjaga Kebersihan Botol dan Dot Bayi Agar Bebas Bakteri
“Karena perbuatannya, Khaulah enggan berdandan,” ungkap Aisyah. Maka itu, Rasulullah menegur Usman yang telah ada di hadapannya agar tak meninggalkan sunahnya.
Rasul rajin beribadah, tetapi juga tetap memperhatikan keluarga dan istrinya dan istri beliau tetap melayani suaminya, termasuk dengan berdandan. Ummu Habibah dalam bukunya Belajar dari Aisyah mengatakan, tabiat perempuan adalah berdandan dan hak suami adalah melihat istrinya berdandan.
BACA JUGA: KJP Plus 2024 Sudah Cair, Buruan Cek di Sini
Menurut dia, kewajiban perempuan berdandan demi suaminya tak lekang oleh usianya yang telah menua. “Itu terus berlanjut hingga suaminya meninggal dunia,” katanya.
Ia merujuk contoh Ulayyah binti al-Mahdi, yang rajin membaca Alquran dan berada di mushalanya untuk shalat. Tapi, ia tak lupa berdandan.
BACA JUGA: Kenapa Pesawat Bisa Terbang di Udara?
Ketika Nailah menikah dengan Usman bin Affan dan dibawa ke rumahnya, ujar dia, ayah Nailah memberikan nasihat kepada putrinya. Sang ayah mengatakan kepada putrinya bahwa ia beruntung dibandingkan perempuan-perempuan Quraisy, tetapi mereka lebih pandai memakai wewangian.
Karena itu, dia mengatakan kepada Nailah untuk menjaga dua hal, yaitu supaya menggunakan celak dan wangi-wangian. Meski mendorong perempuan berdandan karena memang disyariatkan, Ummu Habibah menegaskan bukan berarti para perempuan berlama-lama di depan cermin, lalu mereka meninggalkan ibadah dengan alasan fokus berdandan untuk sang suami.
BACA JUGA: Ada Apa di Luar Angkasa?
Semuanya mesti dilakukan secara proporsional, tidak berlebih-lebihan dan masih dalam koridor syariat yang dibenarkan. Misalnya, berpakaian secara syari dan tak mencukur alis.
Lalu bagaimana jika perempuan menindik anting...