Terlihat Ringan, Ternyata Berat Awan Setara 100 Gajah Afrika
REPUBLIKA KIDS -- Halo Kids... Awan menggelantung di langit seringkali dibayangkan sebagai benda yang ringan dan halus. Padahal kenyataannya awan sangat berat, bahkan bisa mencapai 1 juta ton.
Berat awan dapat bervariasi tergantung pada jenis awan, ukuran, dan kandungan airnya. Awan kumulus, yang tampak seperti gumpalan kapas, dapat memiliki berat hingga 550 ton. sementara awan stratus, yang tampak seperti lembaran tipis, dapat memiliki berat hingga 1 juta ton.
Margaret LeMone, seorang ilmuwan atmosfer dari National Center for Atmospheric Research, Colorado, Amerika Serikat, menjelaskan berat awan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Berat awan = Volume awan x Densitas awan. Volume awan dapat dihitung dengan menggunakan radar cuaca atau citra satelit. Densitas awan dapat dihitung dengan mengetahui kandungan air di awan.
BACA JUGA: Ada Apa di Luar Angkasa?
Pendapat serupa disampaikan Johnathan F. Storm, seorang ahli meteorologi dari University of Utah, Amerika Serikat. Dia menjelaskan awan dapat tetap mengambang di udara karena adanya keseimbangan antara gaya gravitasi, gaya angkat, dan gaya hambat.
Jika awan ternyata berat, lantas bagaimana mereka bisa menggelantung di langit? Awan dapat mengambang karena beberapa faktor.
BACA JUGA: Kenapa Pesawat Bisa Terbang di Udara?
1. Gaya Angkat
Awan tersusun dari tetesan air kecil atau kristal es. Tetesan air ini sangat kecil, dengan diameter sekitar 10 mikrometer. Ukurannya yang kecil membuat tetesan air memiliki gaya hambat yang kecil pula.
Gaya hambat adalah gaya yang melawan gerakan suatu benda di udara. Semakin kecil gaya hambat, semakin mudah benda tersebut bergerak di udara.
Tetesan air di awan juga memiliki gaya angkat yang cukup besar. Gaya angkat ini dihasilkan oleh perbedaan tekanan udara antara bagian atas dan bawah awan. Tekanan udara di bagian atas awan lebih rendah daripada di bagian bawahnya. Hal ini menyebabkan awan terangkat ke atas.